29 April 2010

Ketika Kematian Memisahkan Kita

Saya minta maaf karena telah lama tidak meng-update blog ini. Pada tanggal 2 Februari suami saya, seseorang yang saya yakini sebagai soulmate, dipanggil pulang oleh Tuhan setelah sebelumnya sakit selama sebulan.

Sulit sekali bagi saya untuk menerima kenyataan bahwa seseorang yang sangat saya kasihi telah pergi meninggalkan saya dan keluarga. Sampai saat ini air mata tidak bisa ditahan tiap kali mulut saya menyebut namanya. Tiap kali pula saya selalu meminta kepada Tuhan supaya diberi kekuatan untuk melalui hari-hari ke depan.

Tulisan kali ini saya dedikasikan kepada saudara-saudari saya yang sedang sedih karena kehilangan orang yang dikasihi. Saya tahu tidak mudah melaluinya tapi saya percaya Tuhan melihat kegalauan hati kita dan mau menolong.

Cara Mengatasi Kesedihan

Saya tidak mengatakan saya sudah bebas dari perasaan kehilangan, tetapi saya ingin berbagi cara untuk mengurangi rasa sedih yang menyakitkan itu. Dan di bawah ini adalah hal-hal yang saya lakukan.

Menangis sepuasnya

Beberapa orang yang datang melayat menyalami saya sambil mengatakan, “Jangan nangis, nanti menghambat perjalanan yang meninggal.” Terus terang saya tidak setuju dengan hal ini. Saya setuju dengan teman-teman gereja yang justru menganjurkan saya untuk menangis sepuas-puasnya. “Jangan ditahan, dikeluarkan saja. Wajar kok untuk menangis ketika orang yang kita kasihi itu meninggal.”

Para ilmuwan menyelidiki, ada tiga macam air mata:
  • Air mata basal adalah air mata yang menjaga supaya mata tetap basah.

  • Air mata reflex adalah air mata yang keluar ketika mata kita teriritasi, seperti kena bawang atau debu.

  • Air mata emosi adalah air mata yang keluar ketika badan bereaksi terhadap emosi tertentu.

Para ilmuwan menemukan bahwa air mata emosi mengandung kadar mangan dan hormon prolactin yang lebih tinggi dibanding air mata yang lain. Kedua unsur ini berperan besar dalam mengurangi depresi.

Ungkapkan perasaan kita sepuasnya

Mengeluarkan isi hati adalah salah satu terapi untuk mengeluarkan beban yang menghimpit. Orang yang menyimpan kesedihannya sendiri biasanya lebih susah mengalami kesembuhan dibanding mereka yang mau sharing dengan orang lain. Cari orang yang bisa dipercaya dan sharingkan beban kita. Jangan merasa bahwa kita hanya akan merepotkan dia karena semua orang mengerti bahwa ditinggal pergi orang yang dikasihi itu tidak mudah. Dan orang-orang di sekitar kita biasanya sangat ingin membantu meringankan beban kita. Dalam situasi semacam ini sering kita temui justru orang yang dulu kita pikir tidak peduli ternyata dia adalah orang yang sangat memperhatikan kita. Jadi buka hati terhadap kasih yang ditawarkan saudara-saudara kita.

Mencari kesibukan

Kesibukan membantu kita mengalihkan perhatian. Bukan berarti kita lari dari kenyataan tetapi mengistirahatkan pikiran dan perasaan itu perlu. Pilih kesibukan yang menyenangkan dan kalau bisa yang produktif.

Membangun hubungan intim dengan Tuhan

Saya percaya dalam sebuah masalah Tuhan memiliki rencana yang sekarang ini mungkin masih tersembunyi. Mengapa tidak menanyakan rencana itu kepada-Nya? Saya merasa lebih mudah bicara dengan Tuhan ketika hati saya sedang hancur. Sepertinya saya benar-benar bisa jujur, terbuka apa adanya serta mampu mengeluarkan perasaan saya yang terdalam, yang dalam keadaan biasa mungkin tidak saya akui.

Saya rasa kita semua tahu bahwa ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, kita benar-benar bisa merasakan hadirat Allah yang memulihkan. Hal ini membuat pikiran kita jadi lebih terfokus kepada kasih Allah dan tidak melayang kemana-mana.

Mengambil keputusan untuk pulih

Banyak orang bilang, seiring berjalannya waktu luka batin kita akan pelan-pelan disembuhkan. Saya kurang begitu setuju dengan hal ini karena sebetulnya waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu tidak berkuasa menyembuhkan hati yang duka. Tetapi keputusan kita untuk pulih itulah yang akan membuat hati kita sembuh seiring dengan berjalannya waktu.


Saya percaya, selalu akan ada waktunya dimana Tuhan menguji kasih kita kepadanya, apakah kita mengasihi dia melebih apapun dan siapapun. Karena seperti dikatakan,

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat. 10:37)

Kasih manusia itu indah tetapi kasih Allah itu sempurna. Kesempurnaan itu justru akan terpancar disaat kita melepaskan kekaguman kita akan kasih yang dari manusia. Karena itu mari kita katakan, "Tuhan aku mau melepaskan ketergantunganku akan kasih yang dari manusia supaya aku bisa melihat kesempurnaan kasih-Mu" Tuhan memberkati. (A&S)

9 comments:

Anonymous said...

kak agnes, turut berduka cita ya..
Tuhan ga pernah memberikan cobaan yang melebihi kekuatan umatNya, yang tabah ya kak

Agnes d T said...

Terima kasih ya...

Anonymous said...

Artikelnya bagus sekali, sangat pas dengan situasi yg sedang kami hadapi sekarang ini, kami baru saja kehilangan kakak terkasih kami...dipanggil Tuhan pada tanggal, 14 Juli 2010 kemarin. Sedih, rasa kehilangan itu pasti, tapi itulah jalan Tuhan.
Terima kasih artikel ini sungguh menguatkan saya untuk dengan besar hati menerima kenyataan ini.
GBU

Anonymous said...

kak agnes, jangan berhenti menulis ya..karena setiap tulisan kak agnes selalu saya tunggu

Evi

Anonymous said...

Artikelnya bagus sekali, sangat pas dengan situasi yg sedang kami hadapi sekarang ini, kami baru saja kehilangan kakak terkasih kami...dipanggil Tuhan pada tanggal, 14 Juli 2010 kemarin. Sedih, rasa kehilangan itu pasti, tapi itulah jalan Tuhan.
Terima kasih artikel ini sungguh menguatkan saya untuk dengan besar hati menerima kenyataan ini.
GBU

Agnes d T said...

Turut bersimpati atas dipanggilnya kakak oleh Bapa. Segala sesuatu di dunia ini ada waktunya. Semoga yang ditinggal terus mendapat kekuatan dari Tuhan kita yang terkasih, Yesus Kristus.Gbu

Christine said...

Kak Agnes... saya selalu terharu setiap membaca tulisan-tulisan kakak.. terus terang saya benar-benar jadi semakin lebih memahami Tuhan, Terima Kasih ya, tulisan kakak sangat menguatkan bagi yang membaca-Nya :) Terus berkarya ya Kak.. GBU..

Chrysame

william said...

aq jg bru kehilangan adik q trcinta, dya sehat, dya baru seger2 na, umur na 13thn. Dya kclakaan. Kami smw sangat kehilangan,, khlangan kcerian na, snyum na.. Hati kami beku. Skid rasa na. Trkadank adik q terasa masih hdup. Benediktus billy setiawan saputra, bru paskah kmrn dya dpt nama benediktus, dya d pgl Tuhan, 27oktober2010

Agnes d T said...

Saya turut bersimpati atas dipanggilnya adik oleh Bapa tercinta. Dia tahu yang terbaik untuk anak-anaknya.

Pasti akan makan waktu untuk bisa menerima kepergian seseorang yang kita kasihi. Sampai saat inipun saya masih sering menangis jika mengingat masa-masa hidup almarhum. Beruntunglah kita yang memiliki Allah yang telah mengirim Roh Kudus untuk menghibur kita.

Saya percaya Sang Penghibur akan selalu memberikan keluarga yang ditinggalkan adik Benediktus Billy Setiawan Saputra kekuatan dan penghiburan.

Tetap bersukacita dalam Kristus ya. His blessing stays with you and your family.