15 December 2008

Stop and Come Back!

Baru saja saya mendapat kabar mengejutkan dari saudara jauh. Dia datang ke rumah dengan mata bengkak habis menangis. “Tante, saya mesti bagaimana?” tanyanya masih dengan air mata mengalir. Tahu kalau pikirannya sedang kacau, saya tidak banyak bertanya. Saya biarkan dia menangis sepuasnya. Setelah tenang dia bercerita bahwa pacarnya hendak memutuskan hubungan mereka. Padahal baru saja dia menyerahkan miliknya yang paling berharga sebagai seorang gadis.

Mendengar ini, sebetulnya dalam hati saya sedih sekali. Inilah yang paling saya takutkan terjadi pada kaum saya. Mereka banyak yang jatuh dalam pencobaan ini. Diantara mereka itu bahkan banyak yang tidak bisa bangkit lagi. Seperti batu yang telah digulingkan dari atas bukit, sejak kehilangan kemurniannya banyak wanita menemukan kehidupannya bergulir dari penderitaan yang satu ke penderitaan yang lain dan sepertinya mereka kehilangan kontrol untuk menghentikannya. Ada dari mereka yang akhirnya merasa dirinya sudah tidak berharga. Akibatnya merekapun tidak peduli lagi akan apa yang terjadi. Saya mengamati banyak dari mereka, mungkin karena putus asa, malah semakin merusak diri sendiri dengan cara menjauh dari komunitas gereja, semakin dalam menjerumuskan diri kedalam perangkap sex dan mengkonsumsi narkoba, misalnya.

Stop and Come Back

Jika anda adalah salah satu dari mereka yang sekarang ini sedang dalam pergumulan berat karena hal yang saya sebut diatas, saya mengajak anda untuk berhenti dan kembali kepada Allah. Jangan takut. Bapa kita yang penuh kasih tahu anda sangat terluka. Ia juga melihat bahwa sebetulnya anda telah lelah berlari. Karena itu marilah datang kepada-Nya karena Dia sangat rindu untuk memulihkan kehidupan anda.

Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau! (Yes. 44:22)

Saya tahu itu tidak mudah. Saya juga mengerti jika anda berpikir lebih baik tetap bersembunyi daripada harus keluar dan memberi kesempatan orang untuk bertanya-tanya mengenai kehidupan pribadi anda. Tetapi coba pikirkan kemungkinan ini: semakin lama anda bersembunyi, semakin anda merasa tidak bebas bergerak. Tetapi jika anda keluar dan mencari pertolongan, anda memberi kesempatan untuk membebaskan diri dari kungkungan masa lalu. Tahukah anda, di luar sana banyak sesama kaum kita yang bergumul dengan masalah seperti anda. Tidakkah anda ingin Allah memulihkan hidup anda supaya kelak bisa menolong mereka?

Sekarang ini saya asumsikan anda telah setuju untuk keluar dari tempat persembunyian anda. Jangan terkejut jika anda akan mengalami hal-hal sebagai berikut:

Merasa tidak layak berkumpul dengan teman-teman gereja
Tenangkan hati dan pikiran anda. Ini proses wajar. Perasaan ini ada karena anda merasa berdosa dan berpikir bahwa gereja adalah kumpulan orang-orang suci. Anda tahu ini tidak benar kan? Saya rasa anda setuju jika saya katakan bahwa gereja adalah tempat berkumpul orang-orang berdosa yang sedang belajar untuk hidup dalam kebenaran. Apa bedanya mereka dengan anda. Lagipula, siapakah manusia di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan kecuali Yesus ? (Yoh. 8:7)

Mintalah ampun kepada Tuhan dan percaya Dia tidak pernah mengingat-ingat dosa anda (Yes. 43:25) Tinggalkan teman yang senang melihat anda terpuruk dan cari teman baru yang bisa membangkitkan semangat hidup anda. Jika anda kesulitan mendapatkan teman yang demikian, datanglah ke komunitas kami. Intinya, ketika anda baru belajar untuk bangkit, jangan berkumpul dengan orang-orang yang suka menjatuhkan anda.

Merasa dihakimi
Saya pernah berdoa agar Allah berkenan memakai hidup saya untuk melayani pekerjaan-Nya tetapi pada saat yang bersamaan saya merasa tidak layak dan takut dihakimi karena pernah bercerai. Namun Allah mengatakan, “Aku akan memakai engkau justru karena kamu pernah bercerai supaya engkau bisa memberi penghiburan kepada anak-anak-Ku yang merasa tersingkir karena alasan ini.”

Jadi kalau anda takut akan dihakimi, anda tidak sendirian. Semua orang yang sedang dalam proses pemulihan pasti mengalami hal yang sama. Bahkan sampai sekarang ini sayapun masih sering kedapatan menghakimi diri sendiri atas masa lalu saya. Tidak apa-apa. Bagaimanapun tidak mudah untuk memaafkan kesalahan kita. Tetapi ini pelajaran yang semua orang harus ambil. Bersabar dan lalui saja prosesnya. Seiring dengan berjalannya waktu anda akan melihat bahwa jika Iblis menggunakan kesalahan masa lalu untuk memenjarakan kita sehingga terpisah dari saudara-saudara kita, sebaliknya, Allah justru akan menggunakannya untuk mengumpulkan anak-anak-Nya jika anda memberi kesempatan bagi Allah untuk memulihkan hidup anda.



Takut jatuh lagi
Tidak diingkari sering ada kengerian untuk jatuh lagi sehingga banyak yang berpikir, ”Untuk apa aku memperbaiki diri kalau hanya untuk jatuh lagi?” Orang bisa jadi mengejek ketika kita jatuh. Tetapi ejekan itu akan berubah menjadi hormat ketika mereka melihat kita bangkit dan terus belajar untuk berdiri tegak. Bagaimana bisa melakukan itu? Selalu ingat bahwa Allah tidak pernah menyia-nyiakan pengalaman hidup kita. Jika Dia mengijinkan kita jatuh pasti ada alasannya. Salah satunya adalah supaya kita bisa menolong saudara-saudara kita yang juga jatuh. Supaya bisa tetap berdiri tegar, jangan bersandar kepada kekuatan sendiri karena kita pasti tidak akan sanggup. Tetapi ada Yesus yang akan terus menyertai dan menopang kita. Serahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya maka Diapun akan mengangkat kita.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yes. 41:10)

Gagalkan Rencana Iblis

Setiap kali saya ngobrol dengan teman-teman yang masih single, saya selalu menyemangati mereka untuk menikah hanya dengan soulmate mereka. Sementara itu saya sangat sadar bahwa di sepanjang jalan menuju kesana Iblis berjaga-jaga di kiri dan kanan jalan, berusaha menarik perhatian manusia agar berbelok. Seperti bangsa Israel yang berputar-putar di padang gurun tanpa akhirnya pernah menyentuh Tanah Perjanjian, Iblispun ingin kita berputar-putar supaya tidak pernah menemukan soulmate.

Itu akan benar-benar terjadi jika anda menyerah pada keterpurukan anda dengan cara tidak berusaha memeranginya. Saya sangat memahami bahwa sekarang ini anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri tetapi anda harus bisa mengatasinya. Percayalah, seburuk apapun pelanggaran kita, Allah tetap menginginkan anak-anak-Nya selamat dan bahagia (Yes. 1:18).

“Aku yang meratap telah Kau ubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kau buka, pinggangku Kau ikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu." (Mzm. 30:12-13)

Bukankah kasih Allah itu indah? (A&S)

2 comments:

Anonymous said...

Bu, aku barusan baca blog ibu. Tulisan ibu yang kali ini merupakan 'obat' bagi banyak wanita.
Thank's banget yah, bu buat blog ibu yg baru ini.

Anonymous said...

Waktu saudara saya cerita, saya pikir banyak teman-teman kita yang mengalami hal yang sama. Harapan saya artikel ini bisa membantu mereka tetap tenang dan tidak panik sehingga mengambil tindakan yang memperburuk keadaan. Thanks atas konfirmasinya.